Analisis Bangunan Publik menggunakan Metode Kritik Deskriptif.
Dibanding metode kritik
lain descriptive criticism tampak lebih nyata(factual)
v
Deskriptif mencatat fakta-fakta pengalaman seseorang terhadap bangunan atau
kota
v
Lebih bertujuan pada kenyataan bahwa jika kita tahu apa yang sesungguhnya suatu
kejadian dan proses kejadiannya maka kita dapat lebih memahami makna bangunan.
v
Lebih dipahami sebagai sebuah landasan untuk memahami bangunan melalui berbagai
unsur bentuk yang ditampilkannya
v
Tidak dipandang sebagai bentuk to judge atau to interprete.
Tetapi sekadar metode untuk melihat bangunan sebagaimana apa adanya dan apa
yang terjadi di dalamnya.
Jenis Metode Kritik
Deskriptif
Depictive Criticism (Gambaran
bangunan)
–
Static (Secara Grafis)
Depictive criticism
dalam aspek static memfokuskan perhatian pada elemen-elemen bentuk (form),
bahan (materials) dan permukaan (texture).
–
Dynamic (Secara Verbal)
Tidak seperti aspek
statis, aspek dinamis depictive mencoba melihat bagaimana bangunan digunakan
bukan dari apa bangunan di buat.
Aspek dinamis
mengkritisi bangunan melalui : Bagaimana manusia bergerak melalui ruang-ruang
sebuah bangunan? Apa yang terjadi disana? Pengalaman apa yang telah dihasilkan
dari sebuah lingkungan fisik?
–
Process (Secara Prosedural)
Merupakan satu bentuk
depictive criticism yang menginformasikan kepada kita tentang proses bagaimana
sebab-sebab lingkungan fisik terjadi seperti itu.
• Biographical
Criticism (Riwayat Hidup)
• Contextual
Criticism ( Persitiwa)
STATIC – DEPICTIVE
CRITICISM
Nama
Bangunan : Niteroi Contemporary Art
Museum
Fungsi
Bangunan : Museum Kontemporer
Niteroi Contemporary
Art Museum terletak di kota NiterĂ³i, Rio de Janeiro,
Brazil, dan merupakan salah satu kota utama di Brazil. Museum ini selesai
dibangun pada tahun 1996.
Museum ini didesain
oleh Oscar Niemeyer dengan bantuan Contarini Bruno seorang insinyur struktur.
MAC-NiterĂ³i memiliki ketinggian 16 meter dengan kubah 3 lantai yang berdiameter
50 meter. Bangunan ini dibangun dengan luas 817 meter, yang mencerminkan kolam
yang mengelilingi silinder yang berbentuk bunga.
Museum ini berada di
tanjung berbatu dengan pemandangan ke arah kota Rio dan bukit-bukit yang akrab
disebut Pao de Acuca. Bentuk piring terbang tampaknya tepat bagi museum yang
berada di tebing dekat laut tersebut.
Museum ini menggunakan
material beton sebagai bahan utamanya .
Untuk strukturnya,
Museum ini menggunakan struktur kantilever dan core sebagai
struktur utamanya.
Bentuk cawan modernis,
yang menyerupai bentuk UFO, diletakkan di tebing yang pada bagian
bawahnya adalah laut seperti bunga yang sedang mekar di pinggir laut.
Dengan struktur
kantilever yang keluar dari pusat batang bangunan, bentuk cawan atau piringan
ini memberikan kesan tersendiri.
DYNAMIC – DEPICTIVE
CRITICISM
Bangunan yang
difungsikan sebagai Museum Kontemporer ini. Selain itu bangunan ini telah
menjadi landmark dari kota Niteroi dan telah dijadikan obyek wisata utama dari
kota ini. Pada musim liburan Museum ini ramai dikunjungi oleh wisatawan baik
lokal maupun asing. Plaza pada areal museum dijadikan tempat
berkumpul(hang-out). Ramp pada bangunan dijadikan sebagai lokasi untuk
mengambil foto karena view yang ditawarkan sangat menarik.
Pengunjung diajak untuk
menyusuri seluruh areal dalam museum. Sirkulasi manusia dibuat memutar sehingga
tiap ruangan terlewati oleh pengunjung. Dengan latar belakang dari bangunan
yang langsung mengarah ke laut, pengunjung dapat merasakan suasana yang tenang
dan nyaman.
Jadi selain sebagai
tempat memamerkan karya seni kontemporer hasil buatan seniman terkenal asal
kota Niteroi, tempat ini dijadikan juga sebagai:
-
Pusat studi seni kontemporer
-
Kawasan wisata
-
Tempat berkumpul dan bersantai
Dari denah kita
dapatkan jenis-jenis ruang yang ada di dalam bangunan:
- Hall
- Ruang Pamer Karya Seni
- Auditorium/Theatre
- Restoran
- Gudang Penyimpanan Karya
- Sekretariat/Kantor
PROCESS ASPECT –
DEPICTIVE CRITICISM
Niteroi Contemporary
Art Museum merupakan museum
dengan bentuk yang unik dan memberikan kesan megah sekaligus misterius. Bentuk
dasar bangunan diumpamakan seperti bunga yang mekar di pinggir laut dengan
mengambil bentuk UFO sebagai dasar pendesaian bangunan. Bentuk bunga mekar dan
bentuk UFO disatukan menjadi bentuk yang tidak lazim dan unik. Kesan yang
didapat indah(sebagai bunga) dan misterius(seperti UFO).
CORE
Core pada bangunan
diumpamakan seperti tangkai bunga yang menahan mahkota bunga yang sedang mekar.
Melambangkan sebuah kekokohan yang hampir tidak diperkirakan manusia(ukuran
diameter core 9m sedangkan ukuran diameter puncak dari cawannya 50m).
SAUCER-SHAPED MODERNIST
Cawan diumpamakan
seperti mahkota bunga yang sedang mekar. Melambangkan sebuah keindahan dan
kemegahan dari sebuah karya seni arsitektural. Menggunakan finishing dinding
berupa kaca berwarna hitam memberikan kesan misterius dari bangunan yang
membuat orang ingin tahu isi di dalamnya.
THE COLOR
Warna hitam dan putih
merupakan warna kontras yang memberikan kesan seni kontemporer tidak memiliki
batasan. Ada yang terkesan seni murni dan juga ada yang terkesan seni terapan.
FOTO PROSES KONSTRUKSI BANGUNAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar