Selasa, 29 November 2011

Analisis Bangunan Publik Menggunakan Metode Kritik Deskriptif



Analisis Bangunan Publik menggunakan Metode Kritik Deskriptif.

Dibanding metode kritik lain descriptive criticism tampak lebih nyata(factual)
v      Deskriptif mencatat fakta-fakta pengalaman seseorang terhadap bangunan atau kota
v      Lebih bertujuan pada kenyataan bahwa jika kita tahu apa yang sesungguhnya suatu kejadian dan proses kejadiannya maka kita dapat lebih memahami makna bangunan.
v      Lebih dipahami sebagai sebuah landasan untuk memahami bangunan melalui berbagai unsur bentuk yang ditampilkannya
v      Tidak dipandang sebagai bentuk to judge atau to interprete. Tetapi sekadar metode untuk melihat bangunan sebagaimana apa adanya dan apa yang terjadi di dalamnya.

Jenis Metode Kritik Deskriptif
Depictive Criticism (Gambaran bangunan)
–        Static (Secara Grafis)
Depictive criticism dalam aspek static memfokuskan perhatian pada elemen-elemen bentuk (form), bahan (materials) dan permukaan (texture).
–        Dynamic (Secara Verbal)
Tidak seperti aspek statis, aspek dinamis depictive mencoba melihat bagaimana bangunan digunakan bukan dari apa bangunan di buat.
Aspek dinamis mengkritisi bangunan melalui : Bagaimana manusia bergerak melalui ruang-ruang sebuah bangunan? Apa yang terjadi disana? Pengalaman apa yang telah dihasilkan dari sebuah lingkungan fisik?
–        Process (Secara Prosedural)
Merupakan satu bentuk depictive criticism yang menginformasikan kepada kita tentang proses bagaimana sebab-sebab lingkungan fisik terjadi seperti itu.
Biographical Criticism (Riwayat Hidup)
Contextual Criticism ( Persitiwa)

STATIC – DEPICTIVE CRITICISM
Nama Bangunan       : Niteroi Contemporary Art Museum
Fungsi Bangunan     : Museum Kontemporer
Niteroi Contemporary Art Museum terletak di kota NiterĂ³i, Rio de Janeiro, Brazil, dan merupakan salah satu kota utama di Brazil. Museum ini selesai dibangun pada tahun 1996.
Museum ini didesain oleh Oscar Niemeyer dengan bantuan Contarini Bruno seorang insinyur struktur. MAC-NiterĂ³i memiliki ketinggian 16 meter dengan kubah 3 lantai yang berdiameter 50 meter. Bangunan ini dibangun dengan luas 817 meter, yang mencerminkan kolam yang mengelilingi silinder yang berbentuk bunga.
Museum ini berada di tanjung berbatu dengan pemandangan ke arah kota Rio dan bukit-bukit yang akrab disebut Pao de Acuca. Bentuk piring terbang tampaknya tepat bagi museum yang berada di tebing dekat laut tersebut.
Museum ini menggunakan material beton sebagai bahan utamanya .
Untuk strukturnya, Museum ini menggunakan struktur kantilever  dan core sebagai struktur utamanya.
Bentuk cawan modernis, yang menyerupai bentuk UFO, diletakkan di tebing yang pada bagian bawahnya adalah laut seperti bunga yang sedang mekar di pinggir laut. 
Dengan struktur kantilever yang keluar dari pusat batang bangunan, bentuk cawan atau piringan ini memberikan kesan tersendiri.
DYNAMIC – DEPICTIVE CRITICISM
Bangunan yang difungsikan sebagai Museum Kontemporer ini. Selain itu bangunan ini telah menjadi landmark dari kota Niteroi dan telah dijadikan obyek wisata utama dari kota ini. Pada musim liburan Museum ini ramai dikunjungi oleh wisatawan baik lokal maupun asing. Plaza pada areal museum dijadikan tempat berkumpul(hang-out). Ramp pada bangunan dijadikan sebagai lokasi untuk mengambil foto karena view yang ditawarkan sangat menarik.
Pengunjung diajak untuk menyusuri seluruh areal dalam museum. Sirkulasi manusia dibuat memutar sehingga tiap ruangan terlewati oleh pengunjung. Dengan latar belakang dari bangunan yang langsung mengarah ke laut, pengunjung dapat merasakan suasana yang tenang dan nyaman.
Jadi selain sebagai tempat memamerkan karya seni kontemporer hasil buatan seniman terkenal asal kota Niteroi, tempat ini dijadikan juga sebagai:
-          Pusat studi seni kontemporer
-          Kawasan wisata
-          Tempat berkumpul dan bersantai

Dari denah kita dapatkan jenis-jenis ruang yang ada di dalam bangunan:

  1. Hall
  2. Ruang Pamer Karya Seni
  3. Auditorium/Theatre
  4. Restoran
  5. Gudang Penyimpanan Karya
  6. Sekretariat/Kantor


PROCESS ASPECT – DEPICTIVE CRITICISM
Niteroi Contemporary Art Museum merupakan museum dengan bentuk yang unik dan memberikan kesan megah sekaligus misterius. Bentuk dasar bangunan diumpamakan seperti bunga yang mekar di pinggir laut dengan mengambil bentuk UFO sebagai dasar pendesaian bangunan. Bentuk bunga mekar dan bentuk UFO disatukan menjadi bentuk yang tidak lazim dan unik. Kesan yang didapat indah(sebagai bunga) dan misterius(seperti UFO).

CORE
Core pada bangunan diumpamakan seperti tangkai bunga yang menahan mahkota bunga yang sedang mekar. Melambangkan sebuah kekokohan yang hampir tidak diperkirakan manusia(ukuran diameter core 9m sedangkan ukuran diameter puncak dari cawannya 50m).

SAUCER-SHAPED MODERNIST
Cawan diumpamakan seperti mahkota bunga yang sedang mekar. Melambangkan sebuah keindahan dan kemegahan dari sebuah karya seni arsitektural. Menggunakan finishing dinding berupa kaca berwarna hitam memberikan kesan misterius dari bangunan yang membuat orang ingin tahu isi di dalamnya.

THE COLOR
Warna hitam dan putih merupakan warna kontras yang memberikan kesan seni kontemporer tidak memiliki batasan. Ada yang terkesan seni murni dan juga ada yang terkesan seni terapan.
 
 FOTO PROSES KONSTRUKSI BANGUNAN

ANALISIS BANGUNAN PUBLIK DI DEPOK DENGAN MENGGUNAKAN METODE KRITIK TIPIKAL


Definisi:
Kritik Tipikal adalah sebuah metode kritik dengan membandingkan obyek yang dianalisis dengan bangunan sejenis lainnya, dalam hal ini bangunan publik.
Obyek yang dianalisis : Depok Town Square
Bangunan pembanding sejenis : Cilandak Town Square



Depok Town Square(Atas) adalah sebuah pusat perbelanjaan yang terletak di Jalan Margonda Raya, Depok. Tempat ini merupakan salah satu tempat tujuan untuk berbelanja bagi penduduk yang bermukim di Depok.
Cilandak Town Square(Bawah) adalah sebuah pusat perbelanjaan yang terletak di daerah Cilandak. Tempat ini merupakan salah satu tempat tujuan untuk berbelanja bagi penduduk yang bermukim di daerah Jakarta Selatan.
Dalam hal ini Citos merupakan salah satu Town Square pertama yang berdiri di kota Jakarta dan telah banyak menginspirasi bangunan publik sejenisnya dalam hal perancangan arsitekturnya. Maka dari itu dengan menggunakan metode kritik tipikal akan dibandingkan kedua bangunan public sejenis ini dengan parameter yang disediakan sehingga dapat diketahui apakah Detos sudah memenuhi standar untuk menjadi sebuah Town Square di kota Depok.

Keterangan :
Detos : Depok Town Square
Citos   : Cilandak Town Square

Elemen Struktur :
Jenis Bahan
Detos :
            Fasad bangunan        : kaca, beton dan besi
            Struktur                      : kolom dan balok beton
            Plat Lantai                  : keramik marmer
Citos :
            Fasad bangunan        : kaca dan beton
            Struktur                      : kolom dan balok beton
            Plat Lantai                  : plat beton dengan finishing cat
 Interior Detos
Interior Citos

Sistem Struktur
Detos  : kolom dan balok beton dengan pondasi tiang pancang
Citos    : kolom dan balok beton dengan pondasi tiang pancang

Sistem Utilitas
Detos  : sistem utilitas terlihat baik, dan fasilitas pendukung ruangan seperti ac, listrik dan supply air semua berjalan dengan lancar.

Citos    : sistem utilitas terlihat baik, dan fasilitas pendukung ruangan seperti ac, listrik dan supply air semua berjalan dengan lancar hanya saja kebersihan dan keterawatannya jauh lebih baik dari Detos.

Fungsi Bangunan
Detos  : Bangunan komersial yang lebih mengarah ke pusat perbelanjaan. Oleh karena itu Detos memiliki banyak kios-kios untuk disewakan dibandingkan dengan Citos.
Citos    : Bangunan komersial yang lebih mengarah ke tempat hang-out(berkumpul). Memiliki banyak cafe dan restoran dengan konsep interior yang baik.

Bentuk Bangunan
Detos  : Bentuk bangunan terlihat masif dan perancangannya lebih mengutamakan space untuk ruang dalam yang luas(memaksimalkan lahan untuk bangunan). Untuk memberikan efek modern dan asimetris pada fasad diberikan bentukan-bentukan yang unik dengan menggunakan material  yang bervariasi baik warna dan jenisnya.
 
Fasad Detos
 
Citos    : Bentuk bangunan memanjang (linier) dan lebih mengutamakan perancangan ruang terbukanya, perancangan interior terlihat lebih terbuka dan sadar l;ingkungan dengan banyaknya teras dan balkon serta awning polikarbonat yang memberikan pencahayaan alami ketika siang hari.
 
Fasad Citos
Kesimpulan
Dari hasil analisis dengan metode tipikal didapat hasil bahwa bangunan Detos sudah cukup memenuhi kriteria untuk menjadi bangunan publik berdasarkan cukup banyaknya hasil yang sama dari parameter yang dijadikan standar. Citos sebagai bangunan Town Square yang pertama ada di Jakarta telah memberikan inspirasi bagi Depok Town Square untuk mengadopsi nilai-nilai dalam perancangan sebuah Town Square. Ada pun yang masih perlu diperhatikan adalah perancangan ruang terbuka harus diperhatikan agar kesan Town Square semakin terlihat.